MOPDB Day 3

“Adek-adek, karena hari ini kita agendanya demo ekskul, kalian bakal banyak kegiatannya di lapangan. Jadi, semuanya absen dulu yaaa! Tanda tangan di kolom yang udah disediain. Absennya tiga kali yaa, untuk hari Senin, Selasa, dan hari ini. Jadi kalian tanda tangannya tiga kali, okay?” Yuna mengawali MOPDB hari terakhir ini dengan sangat ramah. Bersambut dengan antusias para peserta didik baru yang tidak sabar menyaksikan penampilan berbagai ekstrakurikuler yang tersedia di sekolah mereka setelah suntuk dengan materi selama dua hari berturut-turut.

Absen berjalan, Yuna menangkap satu kursi kosong di sebelah Zahra. Maka gadis itu bertanya dengan ramah. “Ini kok kosong? Orangnya mana?”

“Nggak tau, Kak. Nggak masuk,” jawab Zahra.

Alis Yuna berkerut, “Siapa sebangkunya?”

“Anggia, Kak,” jawab Zahra sopan.

“Pinjem sebentar absennya, yaa,” ujar Yuna lalu mencari nama Gia untuk ia beri tanda. “Ini ya? Anggia Kalila Maheswari?” Yuna memastikan.

“Iyaa, Kak.”

Mendengar nama Gia disebut, Haris mematung di tempatnya. Kemudian pemuda itu memejamkan matanya. Ia tahu, kali ini dirinya akan kembali kena santrap. Dan lagi-lagi Gia adalah penyebabnya.

“Ada keterangan nggak? Dia nggak masuknya baru hari ini atau dari kemarin-kemarin juga emang nggak ikut?” tanya Yuna.

“Baru hari ini aja, Kak. Tadi dia ngabarin saya kalo dia sakit. Tadi pagi sebelum berangkat sekolah. Dia juga ngabarin di grup kelas, kok,” jawab Zahra.

“Oh, baru hari ini aja berarti ya? Oke, deh. Kamu boleh isi absennya. Terima kasih yaa,” ucap Yuna.

“Gia tuh yang salah bawa buah, Kaak,” ucap Alwan.

“Oohhh yang ituu? Ya ampun. Iya, iya, inget,” balas Yuna.

“Dia tiga hari MOPDB ada aja masalahnya, deh. Hari pertama nggak bawa buah, kemaren nggak pake dasi, sekarang nggak masuk,” ujar Vio.

Yuna tertawa, “Oh iya juga, ya? Tapi kasian tau, Vi. Ya mungkin hari ini emang beneran sakit. Namanya sakit, musibah, kan nggak ada yang tau juga datengnya kapan.”

“Ya udah nanti bilangin ke Gia yaa, kalo udah masuk suruh menghadap ke wakil kepala sekolah. Soalnya kalo absen selama MOPDB itu dipegangnya sama wakasek,” jelas Yuna.

“Tolong yaa, ketua kelasnya, sebangkunya, kakak mentornya,” ujar Vio dengan penekanan pada kata terakhirnya dengan tujuan menyindir Haris. Haris hanya mengangguk kaku di tempatnya.

Dalam hati ia menggerutu, bahkan tanpa kehadirannya, Gia masih membuat kesalahan.