Kesiangan

“Gia bangun Gi, udah setengah 6 lu sekolah kagak?”

Pagi-pagi, terdengar suara Agung yang membangunkan Gia dengan susah payah. Hari ini sepertinya situasi berbalik. Biasanya Gia yang akan mengerahkan segala kemampuannya untuk membangunkan omnya yang selalu susah bangun itu, namun hari ini, entah kesambet apa, Agung bangun lebih dulu.

Kemarin malam setelah teleponan dengan papa, Gia memang tidur agak larut. Sebab ia tak henti-hentinya menangis, terlalu rindu dengan papanya yang jauh itu.

Gia masih tak menjawab, hanya terdengar lenguhan panjang dari bibirnya. Matanya masih terpejam, sementara Agung terus berusaha membangunkan keponakannya.

“Gi, buruan Gi jam delapan loh sekarang,” ucap Agung.

“Apaan, orang tadi masih setengah enam katanya,” balas Gia dengan suara serak, namun gadis itu belum juga membuka matanya. Ia kini malah memeluk gulingnya semakin erat.

“Yeh, itu mah beberapa jam yang lalu Gi, ini Om Agung udah balik lagi,” jawab Agung.

“Nggak ah, Om Agung tukang boong.”

“Iya iya, masih setengah enam ya tapi bangun ayo lu mau sekolah nggak? Nanti telat nyalahinnya gua!”

Tak ada jawaban, Gia masih dengan santai memejamkan matanya. “Gi, gue gotong lu ya. Bangun gak?!”

“Wooooo kelitikin ni ampe lemes!” ucap Agung. Kemudian mulai menarik kaki Gia dan menggelitik telapaknya.

“GELI IH!” Gia berteriak, pada akhirnya terbangun lantaran

“BANGUN, MPOKKK! UDAH SIANG ENIH!”

“Iyaaaaa ini Gia udah bangun nih melek nih,” balas Gia seraya melebarkan matanya menggunakan jarinya. Memperjelas bahwa kedua matanya sudah terbuka.

“Nah udah bangun kan? Ya udah ya, gue dulu yang make kamar mandi, Om mules,” ujar Agung.

“LAH TERUS GIA GIMANA MANDINYA?”

“Di sumur tetangga aja sana.”

“ENGGAK IH, GIA WUDU DULU DEH SALAT SUBUH!”

“Bener yeee? Jangan mandi lu! Om udah mules nih,” jawab Agung lagi. “Iya iya, wudu beneran deh wudu,” balas Gia.

Kemudian gadis itu bangkit dari tempat tidur. Dan secepat kilat, Gia menyambar handuknya dan berlari menuju kamar mandi. “Tapi wudunya abis mandi, dadah Om Agung!”

Kejadian selanjutnya yang terjadi adalah Agung yang terus menggedor pintu kamar mandi selama Gia di dalam, kemudian mematikan lampu kamar mandi hingga Gia keluar sendiri, setelahnya ia menyerobot masuk ke dalam kamar mandi dan melempar handuk Gia keluar. Beruntung, Gia sudah sempat mengambil wudu. Jadilah gadis itu menggerutu, marah-marah sendiri dan membalas perbuatan omnya.

Gia balas mematikan lampu kamar mandi, membiarkan omnya itu buang air dengan gelap-gelapan.

“ANGGIA! NYALAIN NGGAK LAMPUNYA?! OM UDAH NONGKRONG INI GI YA ALLAH—EH NGGAK BOLEH NGOMONG GITU DI KAMAR MANDI. GIAAAA!!!!”