Belajar

“Bunaaay, assalamu'alaikum!” ucap Aghniya ketika sampai di rumahnya.

“Wa'alaikumussalam, Sayaaang! Bunay di dapuuur!” teriak Ayna sebagai balasan salam dari sang anak.

“Ada temenku, Bunaayy”

“Iyaaa, sebentar,” balas Ayna. Tak lama setelahnya, wanita itu muncul dari arah dapur seraya memeperkan kedua tangannya yang basah pada dua lembar tisu yang ia ambil.

“Mana temennya?” tanya Ayna. Aghniya tidak menjawab, gadis itu hanya menunjuk Damar dengan telunjuknya.

“Eeeh, haloo, duduk dudukk. Siapa namanyaa?” tanya Ayna menyambut Damar.

“Halo, Tantee, saya Damar. Maaf ya Tante, ganggu sore-sore,” balas Damar sopan. Tak lupa menyalami tangan Ayna.

“Ah, biasa ajaa. Nggak ganggu, kok. Temen sekelasnya Aghni?” tanya Ayna lagi.

“Enggak, Tante. Beda kelas, cuma kebetulan besok quiz-nya barengan, hehe.”

“Ohh, pantesan nggak pernah liat. Damar panggilnya Bunay aja, jangan Tante. Semua temen Aghni manggilnya gitu, kok.”

“Oh, iyaa Bun.”

“Ya udah, duduk deh. Aghni ganti baju dulu, Sayang!” ucap Ayna.

“Iyaa, ini mau ganti baju. Bentar ya, Damar,” ujar Aghniya yang kemudian dibalas anggukan oleh Damar.


Keduanya kini tengah duduk lesehan di ruang tamu milik keluarga Aghniya seraya berkutat dengan buku tebal Fisika yang digunakan berdua. Dengan Damar yang menjelaskan materi bab dua Fisika alias materi hukum Newton pada Aghniya.

“Pokoknya kalo W ke bawah, N ke atas,” Damar menjelaskan.

“Ooh, kenapa begitu?” tanya Aghniya.

Damar menerawang guna mencari jawaban, “Soalnya N kan North, jadi di atas.”

Aghniya ber-oh-ria tanpa curiga. Membuat Damar melepas tawa kecil, “Bercanda tau. Ke atas kenapa ya? Emang begituu. Kalo W ke bawah soalnya ketarik gravitasi. Makanya berat.”

“Dih, parah banget. Orang udah ditanggepin serius,” kesal Aghniya.

“Jangan serius-serius makanya,” balas Damar.

“TADI NGGAK SERIUS DIMARAHIN, katanya ketawa muluuuuu.”

“Siapa yang marahh? Orang tadi gue bilangnya sambil ketawa kan?” balas Damar.

“Iya juga sih, ih nyebelin.”

“Dah, udah. Lanjut. Nah, kalo soal yang tadi lo tanyain, gimana cara nyari gaya normalnya, bikin dulu N-W = 0. Abis itu pindah ruas,” jelas Damar.

“Terus W-nya cara taunya dari mana?” tanya Aghniya

“Dih, lo beneran nggak dengerin ya? Parah loo hahaha.”

“Enggaaak hahaha, kan gue bilang gue ngantuk banget. Begimanaaa?”

“W itu m dikali g. Abis itu udah tinggal sat set sat set, ngerti kan?” tanya Damar.

“Oke, ngerti.”

“Udah itu doang yang nggak ngerti?” tanya Damar.

“Iya, sisanya ngerti soalnya melek,” balas Aghniya. Lagi-lagi balasannya yang tak terduga itu membuat Damar tertawa.

“Kerjain soal yuk?” ajak Aghniya.

“Kasian banget soalnya dikerjain, padahal dia nggak salah loh.”

“Kan, udah gue bilang SETOOPP main sama Dhimas! Lo ikutan garinggg!” balas Aghniya diiringi gelak tawa.

“Udah buruan kerjain, iiih Aghniya ngomong mulu dari tadi,” canda Damar.

Omejii, ngeselin banget. Pergi kamu dari sini,” balas Aghniya bercanda.

Setelah menentukan soal mana yang akan keduanya kerjakan, Aghniya dan Damar sama-sama menyiapkan kertas HVS yang Aghniya sediakan. Gadis itu mengambil HVS milik papanya yang tertumpuk banyak di ruang kerjanya.

Damar kemudian memasang earphone sebelum benar-benar memfokuskan dirinya pada soal-soal yang akan ia kerjakan. Kebiasaan, Damar memang selalu berusaha menjaga dirinya dalam suasana hati yang baik ketika sedang belajar. Salah satunya adalah dengan mendengarkan musik-musik favoritnya.

Aghniya melirik ke arah Damar, “Ih mau juga dong dengerin lagu.”

Damar menoleh, “Ya udah nih, sebelah-sebelah.” Damar berucap seraya menyerahkan sebelah earphone-nya pada gadis yang masih terdiam itu.

Aghniya menerimanya dengan gugup. Maksudnya adalah meminta Damar memutar musiknya tanpa earphone dan membiarkannya terdengar dengan keras hingga memenuhi ruangan. Namun, rupanya pria itu menangkap maksud yang lain. Tetapi pada akhirnya ia tetap memasang sebelah earphone Damar pada telinga kanannya.

Lagu pertama pada playlist seorang Yudhistira Damar, Secondhand Serenade—Fall for You

“Dam, demi apa sihh lo dengerin ini juga?” ucap Aghniya heboh.

“Dengerin, dengerin lah, gila! Ajib banget. Lo kok tau lagu ini?”

“Lagu PDKT Bunay Papaji HAHAHAHAH. Masa kalo Papaji nyetel ini di mobil Bunay salting gitu, kocak dah,” balas Aghniya.

“Parah luu ngetawain orang tua. Kualat lo nanti,” canda Damar.

“Ihh emang beneraann!”

“Nanti lo salting juga loh kalo dengerin lagu ini,” balas Damar.

“ENGGAK LAHH, orang ini lagu PDKT Bunay Papaji kenapa gue yang salting?”

“Kali aja nanti ada yang mau PDKT sama lo pake lagu ini juga?”