Basket

“Udah segini doang, kan Ris?” tanya Gina.

“Iya, udah,” jawab Haris.

“Kata lo ada satu lagi yang daftarnya ke lo?” tanya Gina lagi.

“Nggak, nggak ada,” balas Haris jutek.

“Dih? Bukannya kata lo Gia daftar ke lo?” ucap Dhimas.

“Tuhh kann ada. Siapa namanya Dhim lo tau nggak?” tanya Gina.

“Anggia. Gue nggak tau nama panjangnya tapi, Gin,” jawab Dhimas. “Parah lo, Ris. Gia dilupain.”

“Anggia kelas berapa, Dhim?”

“IPA 2,” balas Dhimas. “Kalo nggak salah namanya Anggia Kalila, deh, Gin.”

“Okee, makasih Dhim. Haris nih, kebiasaan. Pasti lo lupa kan?! Kasian kalo dia nggak kecatet gimana coba? Nanti dia dateng ke sini bingung,” ucap Gina.

“Auk, ah! Salah dia sendiri nggak bilang lo,” balas Haris. Setelahnya pemuda itu pergi meninggalkan Dhimas dan Gina yang saling pandang.

“Cabut, Gi. Thank you udah bantuin gue rekap data futsal juga!” ucap Dhimas yang hanya mendapat anggukan dari Gina.


“Okee, halo semuanya! Selamat datang dan selamat bergabung di ekskul basket yaa! Ini kita pake gue-lo aja ya biar lebih santai,” ucap Gina. “Kenalin, gue Gina XI MIPA 2, sebelah gue nih ada— siapa nih kenalin diri dong!”

Haris yang merasakan senggolan pelan Gina kemudian tersadar dari lamunannya. Dengan segera pemuda itu memperkenalkan diri. “Haris, IPA 1.”

“Nah, kita berdua hari ini gantiin ketuanya sementara. Sebenernya ketuanya namanya Kak Vio, cuma lagi sibuk banget OSIS jadi hari ini nggak bisa ikut kumpul. Nggak pa-pa yaa? Tapi kalo latihan dia pasti ada, kok!” jelas Gina.

“Sekarang gantian kalian yang perkenalan yaa. Sebutin nama, kelas, dan alasan milih ekskul basket,” ucap Gina lagi. “mulai dari sana, ya!”

Sesuai yang dikatakan Gina, semuanya melakukan perkenalan secara bergilir. Anggia, diam di tempatnya santai karena ia duduk di paling ujung sehingga menjadi giliran paling akhir. Gadis itu sibuk memperhatikan Haris yang entah mengapa, memiliki tatapan dan sikap yang berbeda dengan yang ia temui pada jam istirahat tadi.

Kak Haris tuh emang suka berubah gitu ya kalo lagi acara-acara begini? Emang image-nya galak kali ya? Dari tadi sinis banget takut..

“Anggia,” lagi-lagi suara berat yang sama menyadarkan Gua dari lamunannya.

“Ah, iya, Kak?”

“Kenalan,” balas Haris singkat.

Kemudian dengan detak jantung yang masih berdegup cepat karena keterkejutannya, Gia berdiri. Gadis itu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga sebelum memulai perkenalannya.

“Ha-halo, semuanya. Saya Anggia Kalila Maheswari dari kelas X MIPA 2. Alasan saya memilih ekskul basket adalah karena dari kecil suka main basket, Kak. SMP juga sempet basket, jadi.. mau nerusin lagi,” tutur Gia.

“Ohh, keren yaa! Okee, terima kasih Gia perkenalannya,” balas Gina.

Gia menunduk singkat dengan senyuman kecil di wajahnya, kemudian kembali duduk. Setelahnya gadis itu memilih menunduk dan sebisa mungkin menghindari tatapan tajam Haris yang sesekali mengarah padanya.